
“Heiiii”,
Lengkingan riang yang selalu kau serukan di telingaku,
Seolah menyapa rindu pada setiap menit tak bersua.
“Apa yang kau tuliskan di layar itu,
Lebih seksikah dariku, huh?” cemburumu,
Lalu meletakkan sebatang coklat,
setangkai mawar di dekat secangkir coklat hangatku.
Berpura kesal dan mengacak rambutmu manja,
“Aku tengah menuliskan akan kesaksian sebuah kebusukan,
Sedang berjalan angkuh mencurangi kebohongan lainnya.”
Kau tertawa,
Laksana terbiasa menjadi saksi kemunafikan antar peran.
“Lantas, apa pedulimu? Terlukakah?”,
tanganmu lembut menyentuh.
“Kau terlalu letih untuk merasakan perih.”
Aku sumringah,
Terburu bergegas,
“Ayo. Temani aku ke taman itu!”,
tunjukku merengek menarik lenganmu.
“Heiiiii… tunggu!”, kesalmu.
Kukedipkan mataku menggoda jenaka,
“Sayang, kau tau…
Aku hanya akan meliterasi tautan bahagia lainnya.
Melukiskan warna indah dalam aksara berangkai kata pada setiap kanvasnya.
Tak mencoba mengibai setiap luka.”
Kau cubit gemas hidungku,
“That’s my girl,
I know you, dear!
You might tell your story,
but (good for you) you even do not sell it to others!”
Aku tergelak,
Menyeruput tegukan terakhir coklat hangat.
Seperti biasa,
Kita berjalan bersisian,
Tak peduli pada langkah yang t’lah perlahan melemah,
Merangkul hangat satu sama lain,
Layaknya ribuan malam yang t’lah membersamai.
Ucapku bersungguh sembari mengecup lembut
rambut putihmu setengah berjinjit,
“Terima kasih telah memilih menua bersamaku.”
Dan kita terus berjalan, dengan kaki yang semakin melemah,
tanpa akhirnya tau,
Bahwa kita tak akan pernah tiba di sana.
updated post setelah perbaikan web, yang menyebabkan tulisan ini sebelumnya terhapus ;p
lol
fiuhhh…
dan buat semua yang japri setelah review setiap “warna”-nya…
thanks yaaaa….
sungguh telah menularkan energi positif padaku…
and to all the guardian angles, many thanks…. :*
saranghae,
qee suhardi