Hmmm…
Lagi-lagi,
Di keberkian kali,
Kau selalu menghampiri dengan mata jenaka itu,
dan senyum itu yang diam-diam begiiiitu aku rindu.
Melumat asal croissant tersisa,
Bertanya dengan mulutmu yang masih penuh,
“Apakah aku akan menjadi sebuah kenangan bagimu di esokmu?”
Aku?
Tersenyum.
Simpul.
Bukankah setiap kita akan menjadi kenangan
bagi mereka yang kita temui kini?
Aku melukiskan setiap warna
atas setiap verbalku pada kanvasmu,
Kanvasnya,
Memori mereka,
Kenangan kita.
Tak hanya verbalku,
Bahkan mungkin setiap gerakku
menggoreskan tinta atas jejakku…
“Harusnya tak kau biarkan elegi,
dan tak kau biarkan sedikitpun pilu bersarang di ruangmu.”
Sepersekian detik tertegun.
Lalu tertawa.
Lirih.
[kau pasti menangkap perihku saat itu]
Heiiiy,…
Aku hanya membiarkanku kaya akan warna
yang kamu, dan mereka titip tinggalkan padaku.
Kau tersenyum.
Menatapku lembut.
Menggenggam jemariku sendu.
Menyeka setiap peluh yang telah terbiasa kupeluk.
Berkata teduh,
“Maka Kirana, hentikanlah letihmu.
Menarilah dalam Jejak Tintaku.”
Secara harfiah, judulnya hanya ingin mengingatkanku akan project yang lama terbengkalai.
huhuhu….
Mpe lupa gimana cara posting. LOL.
Tersiratnya,…. hmmm artikan sendiri ;p
Love,
qee suhardi